Energi kemarahan seakan masih belum habis, mereka terus saja memberikan semangat satu sama lain untuk tetap bergerak dan berteriak lantang agar tuntutan mereka dapat tercapai 25 juta per orang dalam genggaman.. Cara apapun dilakukan agar mereka bisa mendapatkan apa yang diminta meski itu melanggar aturan Allah, tak peduli bahwa mereka juga menzhalimi orang lain dengan menutup jalan, berteriak lantang, memaki maupun menghujat.
Astaghfirullah.. rasanya hati ini sedih banget sepertinya dakwah yang kami lakukan bersama-sama teman-teman di pabrik tersebut gagal.. setiap hari senin, kamis maupun jumat ba'da dhuhur para ustadz dan ustadzah saling bergantian memberikan tauziyahnya kepada seluruh karyawan untuk ittiba' pada Rasulullah, mencontoh Ahklak dari Rasullah dan para sahabat sepertinya lenyap tak membekas.
Adzan tepat waktu selalu terdengar sejuk dan menggetarkan dada ini setiap Dhuhur, Ashar maupun Maghrib di Musholla pabrik itu, para karyawan yang muslim maupun muslimah segera bergegas untuk shalat berjamaah di pabrik tersebut, wajah yang berbinar-binar dan kerinduan untuk bersujud kepada Allah.
Namun selama 3 hari ini rasanya seperti berlawanan 180 derajat.. iman yang selama ini terbina dan terjaga seakan-akan lebur ditelan oleh dahsyatnya marah.
Seakan-akan diantara ribuan peserta demo tersebut tidak ada yang saling nasihat menasihati untuk cooling down dan bersabar untuk melakukan aksinya dengan damai.
- Demi masa. (QS. 103:1)
- Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, (QS. 103:2)
- kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. 103:3)
Episode kedua ini mari kita lanjutkan pembahasan mengenai Marah.
Dengan menyaksikan akibat dari dahsyatnya Marah apakah kita tidak boleh sama sekali untuk Marah? oh tentu saja tidak.
Ada tiga tipe marah, yakni Marah yang terpuji, Marah yang tercela dan Marah yang diperbolehkan.
- Marah yang terpuji
Kemarahan ini timbul karena Allah, ketika larangan dan apa-apa yang diharamkan-Nya dilanggar.
- Marah yang tercela
Termasuk kemarahan yang tercela adalah kemarahan yang muncul karena membela kebathilan dan cara-cara setan.
- Marah yang diperbolehkan
Marah disini adalah Marah yang disebabkan karena sesuatu yang bukan berupa kemaksiatan kepada Allah.
Tingkatan Manusia dalam Menahan Marah (Ihya Ulumiddin - Al-Ghazali)
At-Tifrith, yaitu orang-orang yang sama sekali tidak memiliki atau lemah rasa marahnya.
Al-Ifrath, yaitu orang-orang yang setiap kali marah tidak mampu menguasai akal sehatnya sehingga tidak mampu keluar dari ranbu-rambu agama.
Al-I'tidal, yaitu orang-orang yang tetap terpuji dalam kemarahannya karena dia selalu menggunakan pertimbangan agama dan akal sehat dalam kemarahannya.
Wallahualam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar